Ramadhan, Bulannya Perempuan

Pekanbaru, 18 Maret 2024 –

Perempuan adalah bintangnya Ramadhan. Hari-hari di bulan suci ini, perempuanlah yang turut menyinari dan mengisi keberkahannya. Perempuan selalu jadi motor penggerak berbagai aktivitas sepenuh bulan puasa, bertungkus lumus dengan beragam kemeriahan dan semaraknya. Ramadhan adalah bulannya perempuan.

Inilah perspektif menarik tentang posisi kaum perempuan selama bulan nan suci ini, seperti dijelaskan Dr. Yuslenita Muda, M.Sc, Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim Riau (Suska Riau).

“Perempuan sering menjadi tulang punggung dalam menjalankan aktivitas rumah tangga dan merawat keluarga, terutama selama bulan puasa,” ujar alumni Universitas Gadjah Mada (UGM) ini.

Dalam menghadapi bulan suci Ramadan, menurut Dr. Yuslenita, secara penuh pula perempuan menjadi penanggungjawab dari rutinitas tahunannya. Hal yang berat kadang diringan-ringankan, walau harus berhadapan dengan aktivitas tambahan di rumah, di masjid, di lingkungan tetangga juga bahkan di lingkungan pekerjaan.

“Perempuan sering kali memiliki peran ganda, sebagai penggerak utama dalam menjaga keharmonisan keluarga dan tetap produktif dalam berbagai kegiatan baik di rumah maupun di luar rumah. Selama bulan puasa, perempuan menjadi sibuk mempersiapkan hidangan berbuka, menjaga kebersihan rumah, merawat anak-anak, serta tetap menjalankan kewajiban agama dan aktivitas social. Ada waktu istirahat yang berkurang sejalan dengan adanya tenaga yang ekstra yang diperlukan,” tambahnya.

Menurut dosen yang merupakan Gubernur Indonesian Mathematica Society (IndoMS) Wilayah Sumbagteng ini, perempuan sering kali dihadapkan pada tantangan yang semakin kompleks dalam mengelola waktu dan tanggung jawab mereka di bulan suci Ramadhan. “Perempuan perlu diakui atas dedikasi dan ketekunan mereka dalam menjalankan peran ganda ini, yang seringkali tidak terlihat namun sangat berarti untuk menjaga kestabilan keluarga dan masyarakat,” paparnya.

Namun demikian, doktor alumni Essex University, UK ini juga menekankan pentingnya peran suami dan keluarga dalam mendukung perempuan selama bulan puasa. “Dukungan suami dan keluarga sangat penting dalam membantu perempuan mengelola beban tanggung jawab mereka, sehingga mereka juga dapat menjalankan ibadah dengan khusyuk dan tenang,” pesannya.

Di sinilah perlunya kesadaran bersama antara suami dan isteri dalam keluarga, harus ada kesadaran untuk saling mengerti agar suasana dalam keluarga bisa lebih bahagia dan mudah menjalani dan mengisi kegiatan ibadah selama sebulan penuh.

“Jadi penting di sini adalah bulan puasa bisa mendorong kita semua untuk lebih peka dalam memahami peran perempuan sehinga perempuan mampu mengoptimalkan kemampuan dan kesadarannya untuk menghidupkan dan menyemarakkan berbagai aktivitas ibadah masyarakat bukan hanya di bulan yang penuh dengan ampunan ini, akan tetapi juga berkelanjutan di bulan-bulan berikutnya. (*)

Penulis: Imam Hanafi, M.A

About Dina Haya Sufya, M.Si

Dosen Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Check Also

BABAK FINAL MODUS DARING 2 IPCOM V 2024: Merayakan Prestasi dalam Kreativitas Ilmiah

Pada tanggal 19 Maret 2024, Kompetisi Presentasi Ilmiah International Psychology Competitioni (IPCOM) V tahun 2024 …

Tinggalkan Balasan