Pekanbaru, 17 Maret 2024- Dr. Vivik Shofiah, S.Psi, yang menjabat sebagai Wakil Dekan II Bidang Administrasi dan Keuangan di Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim Riau (Suska Riau), memberikan pandangan yang mendalam tentang bagaimana puasa dapat memengaruhi kesehatan mental seseorang, dengan latar belakang pendidikan sarjana di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) dalam bidang Psikologi, dan gelar magister dari Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam Psikologi Pendidikan.
Menurut Dr. Vivik, puasa tidak hanya memberikan manfaat bagi kesehatan fisik, tetapi juga memiliki dampak positif yang signifikan pada kesehatan mental seseorang. “Praktik puasa selama bulan Ramadan memberikan kesempatan bagi individu untuk melakukan refleksi diri, memperkuat spiritualitas, dan mengelola emosi” ungkapnya.
Beliau menyoroti bahwa selama berpuasa, seseorang mempraktikkan kontrol diri dan kesabaran dalam menahan diri dari keinginan dan hawa nafsu, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kesejahteraan jiwa. “Puasa membantu dalam membangun ketahanan mental, mengurangi kecemasan, dan meningkatkan rasa kedamaian batin,” tambah Dr. Vivik.
Pendidikan psikologi yang beliau tempuh juga menguatkan pemahaman akan hubungan antara praktik keagamaan seperti puasa dengan kesehatan mental. Dr. Vivik menekankan bahwa puasa memungkinkan individu untuk menemukan kedamaian dalam diri mereka sendiri, menghadapi tantangan hidup dengan lebih tenang, dan mengembangkan sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain.
Namun, Dr. Vivik juga menegaskan pentingnya memperhatikan keseimbangan selama berpuasa, terutama dalam hal nutrisi dan istirahat yang cukup. “Untuk mendapatkan manfaat maksimal bagi kesehatan mental, penting untuk menjaga pola makan yang seimbang, tetap terhidrasi, dan memperhatikan kebutuhan istirahat,” pesannya.
Pandangan dari Dr. Vivik Shofiah ini, memberikan wawasan yang berharga tentang bagaimana puasa tidak hanya menyehatkan tubuh, tetapi juga memelihara kesehatan mental. Selama bulan Ramadan dan di luar itu, praktik keagamaan seperti puasa dapat menjadi alat yang efektif dalam menjaga keseimbangan jiwa dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.
Penulis: Imam Hanafi, M.A