Apa Hubungan Self-Compassion Dengan Body-Dissatisfaction Menurut Hafizhatul Afifah, S.Psi Alumni Fakultas Psikologi UIN Suska Riau

Pekanbaru, 29/10/24. Inspirasi kali ini datang dari seorang narasumber Hafizhatul Afifah,S.Psi alumni Fakultas Psikologi UIN Suska Riau menurut Diny host RRI Pro 2 FM Pekanbaru yang disiarkan dari Studio RRI Pro 2 Pekanbaru, tema kali ini sangat menarik untuk diikuti karena tema ini membahas dan mendidkusikan tentang hubungan  percaya diri dengan bentuh tubuh”Self-Compassion Biar tidak Merasa Body Dissatisfaction

Sebelum masuk kepada pembahasan inti, lebih dulu host menanyakan kepada narasumber  mengapa tertarik membahas tema ini, “karena pada masa remaja madya dan remaja akhir menurut ilmu Psikologi pada masa ini mereka masih mencari jati diri dan di saat ini remaja banyak dalam memahami dan gambaran tubuhnya yang tidak disukainya terutama perubahan pisik dan bentuk tubuhnya”kata Hafizhat

Lebih lanjut dia mengatakan bahwa body- dissatisfaction ini adalah  pikiran yang menghantui remaja tentang keadaan bentuk tubuh  yang tidak ideal dan tidak proporsional sehingga tidak merasa puas terhadap bentuk tubuhnya, gambaran tersebut muncul karena factor dari eksternal seperti, pengaruh media social, lingkungan maupun Pendidikan, artinya sesorang tidak menerima bentuk tubuhnya dan merasa ada kekurangan apalagi jika dibandingkan dengan orang lain sehingga efeknya yang paling nyata adalah tidak pede dan kurang percaya diri.

Dampak dari Body- Dissatisfaction ini adalah bisa depresi, khawatir yang terus menerus, sampai kegangguan makan dan tidur.

Kemudian self-compassion dapat membantu atau memotivasi diri sendiri keluar dari kegagalan yang negative menjadi yang positive sehingga tidak perlu menghukum diri sendiri, menyalahkan orang lain sehingga terbawa kepada perasaan merasa bersalah yang pada akhirnya membawa kepada berkurangnya kesejahteraan psikologis.

Masih dalam paparannya “self-compassion ini terbagi menjadi 3 yaitu self-kindnees yaitu kesadaran bahwa tidak ada orang yang sempurna artinya pernah mengalami kegagalan dan kekurangan. Kemudian common- humanity artinya semua orang mengalami pengalaman yang menyakitkan dan itu  merupakan kejadian yang alami dan manusiawi dan terakhir  mind-fullness mempunyai perspektif yang seimbang dalam menghadapi situasi sehingga tidak terbawa emosi dan perasaan kemudian kalau kita sudah menerimanya maka dengan sendirinya self-compassion akan meningkat”jelasnya.

Ketika Diny menanyakan hubungan self-compassion dengan body-dissatisfaction Hafizhat menjelaskan bahwa semakin tinggi rasa self-compassion maka semakin kecil body -dissatisfaction dan begitu juga sebaliknya semakin tinggi body-dissatisfaction maka semakin kecil rasa self-compassion.

About Amiruddin

Check Also

[ACARA PUNCAK PSIKOLOGI RAYA 2.0] PROUDLY PRESENT BY DEMA FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SUSKA RIAU🔱

[ACARA PUNCAK PSIKOLOGI RAYA 2.0] PROUDLY PRESENT BY DEMA FAKULTAS PSIKOLOGI UIN SUSKA RIAU🔱 Assalamu’alaikum …

Tinggalkan Balasan