Pekanbaru, 16/12/25. Gen Z dengan FOMO ( Fear Of Missing Out ) tidak dapat dipisahkan karena mereka sejak lahir sudah terintegrasi dengan informasi digital, salah satu penyebab FOMO ini adalah penggunaan media social yang kebablasan.
“mereka Gen Z ini akan merasa takut kalau ketinggalan dengan orang lain, tentang sesuatu yang sedang viral sehingga mereka berusaha untuk dapat mengikuti yang sedang trend tadi, sementara di media social perubahan-perubahan itu sangat cepat prosesnya, sehingga kalau mereka tidak bisa mengikutinya akan sampai kepada kecemasan dan ketakutan yang berlebihan, itu sudah tidak wajar lagi secara psikologis” ujar Linda Aryani, M.Si Dosen Fakultas Psikologi UIN Suska Riau pada acara diskusi di RRI Pro 2 Pekanbaru pada hari, selasa 16 Desember 2025 dengan dipandu oleh Diny Oktariani
FOMO dapat memicu overthingking, kecemasan dan ketakutan pada Gen Z lebih rentan apabila dibandingkan dengan generasi lainnya.
“pada prinsipnya Gen Z ini sangat mudah terpapar infirmasi-informasi yang sedang viral di social media dan ini merupakan suatu tantangan bagi Gen Z untuk bisa memfilternya dan lebih bijak dalam menggunakannya” lanjut Aryani
Menurut Linda Aryani ada beberapa resiko yang dialami Gen Z apabila sudar terpapar FOMO;
- Selalu ingin sama dengan teman sebaya tidak boleh ketinggalan dari trend yang terbaru
- Konsumtif, sering belanja impulsif, walau hanya sekedar validasi social,
- Gen Z sering tidak dapat mengontrol keuangannya,
- Merasa dapat tekanan dari iklan digital di media social
- Mudah timbul emosi negative apabila sudah ketinggalan trend dan merasa lebih rendah dari orang lain
“untuk menjawab tantangan itu harus bijak dalam menggunakan social media, Gen Z harus menyadari dan memahami bahwa yang terjadi di media social itu tidak semuanya nyata real tetapi banyak dari konten, postingan itu adalah pencitraan yang semu”ucap Ibu Aryani
Pada kesempatan ini Ibu Linda Aryani mengajak kepada Gen Z jangan terlalu mengikuti perkembangan yang terjadi di media social karena akan berdampak kejenuhan dan beralih kepada frugal living.
Menurutnya ada beberapa langkah stratetegis untuk membantu Gen Z menerapkan frugal living dalam mengurangi tekanan FOMO;
- Ada kesadaran dan tanggungjawab dalam belanja ( konsumtif)
- Memprioritaskan kebutuhan daripada keniginan
- Mengoptimalkan pengelolaan sumber daya yang dimiliki
- Menghargai uang hasil kerja keras sendiri
- Mengelola konsumsi untuk jangka panjang sehingga kestabilan finansial terjaga
- Self-kontrol perlu sebelum memutuskan untuk membeli sesuatu
“frugality itu adalah hidup hemat tidak pelit tetapi berhubungan dengan kesadaran dan tanggungjawab ketika kita ingin membeli sesuatu ” tambah Ibu Aryani
Menurutnya dengan menerapkan frugal living ( hidup hemat ) ini akan dapat ;
- Mengurangi kecemasan dan tekanan social,
- Dapat menabung untuk masa depan yang lebih baik.
- Dari sisi psikologis akan mendapatkan kebahagiaan dan ketenangan dalam hidup.
Wassalam
Dapat ditonton di Channel Youtube ; SPADA RRI Pro 2 Pekanbaru
FPSI Website Official Fakultas Psikologi UIN Suska Riau



