Pekanbaru, 25/03/25. Dengan tema diskusi “Ramadan Dan Proses Memaafkan Diri Serta Orang lain” Program SPADA ( Selamat Pagi Teman Pro 2 ) kembali menyiarkan secara langsung di On Air Radio 88,4 FM, Youtube Pro 2 Pekanbaru dan RRI Digital Pro 2 Pekanbaru, pada hari Selasa, 25 Maret 2025, kesempatan ini menampilkan narasumber dari Fakultas Psikologi UIN Suska Riau yaitu, Ibu DR. Diana Elfida, M.Psi., Psikolog yang juga merupakan salah seorang dosen psikologi. Dipandu oleh Christy dari RRI Pro 2 Pekanbaru
Menurut DR.Diana Elfida, kata memaafkan dari kacamata psikologi adalah adanya sesuatu hal yang tidak berkenan dihati entah itu dilakukan oleh orang lain atau bahkan yang dilakukan oleh diri sendiri kalau dalam Bahasa inggrisnya forgiveness , bisa interpersonal dan diri sendiri, misalnya ada rasa kekecawaan yang dilakukan orang lain, atau perilaku orang lain yang tidak sesuai dengan pikiran kita, maka untuk melepaskan itu dibutuhkan memaafkan supaya kekecewaan tadi tidak merusak mental dan kejiwaan kita. Memaafkan juga menerima apa yang terjadi dan berusaha melupakan kejadian tersebut.
Rasa bersalah dan dendam yang dibiarkan belama-lama dalam hati dapat berbahaya dan mendatangkan berbagai macam penyakit seperti penyakit gangguan komunikasi yang tidak sehat , gangguan mental dan dapat menurunkan sistim kekebalan tubuh.
Lebih lanjut DR Diana Elfida menekankan perlu meminta maaf atas kesalahan diri pada orang lain mungkin ada tingkah laku yang menyakiti perasaan orang lain dan memaafkan kesalahan orang lain, hal ini di lakukan untuk membersihkan jiwa kita dari rasa dendam, kecewa, amarah, tekanan dan lain sebagainnya.
“di bulan suci Ramadhan ini untuk meneyempurnakan puasa kita di mata Allah Swt adalah adanya upaya untuk melepaskan perasaan yang negative seperti kemarahan, kekecewaan dengan cara meminta maaf dan memaafkan baik kepada diri sendiri maupun kepada orang lain tujuannya adalah untuk menyembuhkan sakit hati yang sudah terluka itu” sharing Ibu DR. Diana
“memaafkan juga memberikan kesempatan kepada orang lain yang melakukan kesalahan untuk memperbaiki diri agar menjadi lebih baik, karena dalam diri manusia itu ada common humanity ada hal yang umum manusiawi yaitu, ketidaksempurnaan manusia makanya ada perasaan bersalah, perasaan kecewa dan lain sebagainya perasaan inilah yang turut membantu seseorang untuk memaafkan orang lain dan diri sendiri” tambah Ibu DR. Diana
Masih dalam penjelasannya memaafkan berbeda dengan melupakan makna melupakan dalam hal rasa amarah dan kecewa kepada orang lain sebetulnya kita tidak dituntut melupakannya tetapi berusaha untuk memahami bahwa ada kata dalam hati untuk menurunkan tensi emosi kita untuk tidak balas dendam kepada yang bersangkutan dan ini akan berdampak pada kondisi ketenangan hati dan kebahagiaan.
Selain menuntaskan masalah, memaafkan kesalahan orang lain dan diri sendiri juga banyak manfaatnya, seperti memperbaiki silaturrahmi dengan orang lain dapat menumbuhkan kepedulian, kasih sayang dan welas asih yang positive sehingga bisa lebih productive dan efektive.
“Dalam proses memaafkan ini bukanlah suatu hal yang mudah karena ini ada suatu tahapan-tahapan yang harus dilalui dan dirasakan seperti, harus ada respon dari perilaku dan pikiran kita bahwa kemarahan dan kekecewaan, permusuhan dan penghindaran itu akan bardampak pada kesejateraan lahir dan batin dengan begitu kenapa kita tidak mencoba untuk berubah dengan memaafkan, melepaskan dan mengikhlaskannya” tutup Ibu DR. Diana
Wassalam
Selengkapnya ada di Channel Youtube Pro 2 Pekanbaru.